PANTI ASUHAN Ar RAIHAN SEMARANG

PROFIL PANTI ASUHAN Ar RAIHAN

Foto saya
ALAMAT:DKH. SEKAYON RT.02 RW. 01 WONOPLUMBON , MIJEN SEMARANG. EMAIL:www.pantiasuhanarraihan@ymail.com blogspot: http://pantiasuhan-arraihan.blogspot.com Telp:(024)3304.8980, (024)3304.1116, 081.325.769.532

Minggu, 06 Juni 2010

USAHA EKONOMI PRODUKTIF PANTI ASUHAN Ar RAIHAN SEMARANG

Untuk menunjang ekonomi PANTI dan juga untuk dapat melatih serta mendidik anak-anak asuh agar dapat mengembangkan kemandirian dan jiwa wirausaha.maka PANTI ASUHAN Ar RAIHAN,menjalankan USAHA EKONOMI PRODUKTIF yaitu program dimana agar anak-anak asuh dapat mempunyai bekal di dunia wirausaha dan bekal untuk mandiri.

adapun USAHA EKONOMI PRODUKTIF yang ada di PANTI ASUHAN Ar RAIHAN adalah :

  1. Kios Perabot Rumah Tangga dan Perabot Tanaman HIas.
  2. Kios Bensin eceran Murni.
  3. Kios Alat-alat Aneka 10.000, dapat 3.

adapun kios ini diberi nama Kios Amal Bismillah, yang berada di Jalan Raya Semarang - Boja Jatisari Mijen - Semarang 

telp: 024 3304 8980, 081 325 769 532.


SURAT AL MAUN

SURAH AL-MA'UN

“KEBUTUHAN SEHARl-HARI”

بِِسْمِ اللَّهِ الرَّحْمَنِ الرَّحِيمِ

Dengan Nama Allah, Maha Pengasih, Maha Penyayang.

Surah ini dan sebagian besar surah berikutnya dianggap sebagai surah Makkiyah, tapi sebagian di antaranya seperti Surah al-Nashr, yang tempat asalnya jelas sekali, konon diturunkan di Madinah.

أَرَأَيْتَ الَّذِي يُكَذِّبُ بِالدِّينِ

1. Apakah engkau melihat orang yang mendustakan catatan kehidupan [agama]?

فَذَلِكَ الَّذِي يَدُعُّ الْيَتِيمَ

2. Itulah orang yang menghardik anak yatim,

Allah bertanya, 'Tidakkah kau lihat, tidakkah kau saksikan orang yang menyangkal din yang benar, jalan hidup yang benar, cara ibadah yang benar, cara perilaku yang benar? Secara historis, banyak orang yang secara khusus teridentifikasi sekaitan dengan turunnya surah ini, termasuk Abu Sufyan. Mereka adalah orang-orang yang telah dimintai tolong oleh orang yang tersingkir dari masyarakat, atau anak yatim. Mereka adalah orang-orang kaya, yang sanggup memberikan pertolongan. Ayat ini berlaku bagi kita semua sekarang apabila kita menyangkal pengetahuan yang bersifat pribadi dan langsung, pengetahuan bahwa yang ada hanyalah Realitas Tunggal. Dalam hal ini kita semua bisa mengalami ketersingkiran juga.

Anak yatim tidak mempunyai penjaga manusia yang memiliki hubungan biologis dan emosional dengannya. Barangsiapa sudi menerima peran penjagaan tersebut berarti ia sedang menjalankan kerahman-rahiman sang Pencipta. Dengan demikian ia melaksanakan perbuatan yang paling mulia. Barangsiapa mengabaikan anak yatim berarti sedang meniadakan kasih sayang dan cinta sang Pencipta bagi dirinya sendiri. Karena, meskipun kita bukan anak yatim dalam arti garis keturunan manusia yang terputus, kita masing-masing teryatimkan dari akar kita, dari Pencipta sejati kita.

وَلَا يَحُضُّ عَلَى طَعَامِ الْمِسْكِينِ

3. Dan tidak mendorong memberi makan orang miskin.

Orang-orang ini tidak menolong, juga tidak mendorong orang lain untuk melakukan pertolongan. Miskin menggambarkan seseorang yang telah menyerah karena fakir (melarat), orang yang faqr-nya, kemelaratannya, telah menyebabkannya tidak bisa istirahat dan senang. Ia telah hidup dalam kemelaratan sampai benar-benar pasrah dan tidak ada lagi cita-cita.

فَوَيْلٌ لِّلْمُصَلِّينَ

4. Maka celakalah orang-orang yang salat!

Ini adalah keadaan sesungguhnya dari kita semua. Jika kita menganggap keadaan nyata kita sebagai kemiskinan spiritual, jika kita melihat pada ketakberdayaan kita dalam segala hal, dan jika kita benar-benar tunduk secara batinah, maka kita harus mengakui bahwa kita semua adalah miskin. Dengan mengakui kenyataan ini, kita harus menolong orang-orang yang terbenam dalam kemelaratan total.

الَّذِينَ هُمْ عَن صَلَاتِهِمْ سَاهُونَ

5. Mereka yang lalai dalam salat mereka.

الَّذِينَ هُمْ يُرَاؤُون

6. Mereka yang ingin dilihat,

Saha berarti 'melupakan, melalaikan, tidak memperdulikan'. Sahin berarti 'pelupa atau tidak hati-hati'. Sajdah al-sahw (sujud sahwi) adalah praktik kaum muslim apabila terluput satu rakaat salat; mereka harus menyempumakannya dengan melakukan sujud tambahan.

Ayat ini berkenaan dengan orang-orang yang tidak sadar akan realitas di ba!ik salat dan yang kehilangan makna salat. Secara lahiriah, maksudnya adalah orang yang melaksanakan salat secara munafik, untuk dilihat orang lain, dan sekadar melaksanakan gerakan-gerakan lahir untuk menyenangkan penonton. Ihsan (kebaikan) yang paling tinggi adalah 'ubudiyah (ibadah, pengabdian) yang nyata, dan 'ubudiyah seperti itu terwujud dalam penegakkan secara lahiriah lima salat yang tulus. Namun, orang-orang yang dimaksud di sini adalah mereka yang telah kehilangan makna salat; mereka kehilangan lautan cahaya yang memancar dari perbuatan yang berulang-ulang itu.

وَيَمْنَعُونَ الْمَاعُونَ

7. Dan tidak mau memberikan kebutuhan sehari-hari [kepada sesamanya].

Paling tidak, yang dapat dilakukan seseorang secara lahiriah adalah bersedekah dari kekayaannya, meiTiberikan sebagian harta bendanya kepada orang lain untuk membantu mereka. Pada waktu itu ayat ini merupakan perintah kepada setiap orang untuk berbagi. Ma'un dalam penggunaan bahasa Arab sehari-hari berarti 'piring untuk menyajikan makanan', dan dengan perluasan makna menjadi berarti setiap barang yang berguna.

Makna surah ini adalah bahwa kita harus menggunakan segala alat yang ada untuk membantu orang lain mengurangi beban penderitaan lahiriah mereka sampai mereka mengakui kebenaran din yang merupakan kewajiban mereka.[]

ALLAH MAHA MELIHAT

Allah Maha Melihat (Bashor) PenglihatanNya bisa menembus langit dan bumi. “Dialah yang menciptakan langit dan bumi dalam enam masa: Kemudian Dia bersemayam di atas ´arsy Dia mengetahui apa yang masuk ke dalam bumi dan apa yang keluar daripadanya dan apa yang turun dari langit dan apa yang naik kepada-Nya. Dan Dia bersama kamu di mama saja kamu berada. Dan Allah Maha Melihat apa yang kamu kerjakan.” [Al Hadiid 4] Dia bisa melihat semut hitam yang berjalan di atas batu hitam di langit yang kelam. Tak ada selembar daun pun yang jatuh ke bumi tanpa Allah melihatnya. Tidak pula daun kering atau basah kecuali Allah melihatnya. “Dan pada sisi Allah-lah kunci-kunci semua yang ghaib; tidak ada yang mengetahuinya kecuali Dia sendiri, dan Dia mengetahui apa yang di daratan dan di lautan, dan tiada sehelai daun pun yang gugur melainkan Dia mengetahuinya (pula), dan tidak jatuh sebutir biji-pun dalam kegelapan bumi, dan tidak sesuatu yang basah atau yang kering, melainkan tertulis dalam kitab yang nyata (Lauh Mahfudz)” [Al An’aam 59] Allah bisa melihat meski itu hanya sebesar dzarrah. (Luqman berkata): “Hai anakku, sesungguhnya jika ada (sesuatu perbuatan) seberat biji sawi, dan berada dalam batu atau di langit atau di dalam bumi, niscaya Allah akan mendatangkannya (membalasinya). Sesungguhnya Allah Maha Halus lagi Maha Mengetahui.” [Luqman 16] Ini beda dengan manusia yang penglihatannya terbatas. Bahkan pada umur 70 tahun ke atas, pandangan manusia rabun bahkan ada yang buta karena katarak atau penyakit mata lainnya. Pandangan manusia pun terbatas. Manusia tidak bisa melihat tengkuknya sendiri. Ada yang pernah melihat tengkuknya sendiri? Manusia juga tidak bisa melihat jantungnya sendiri. Saat meleng atau pun tidur, manusia tidak dapat melihat. Sementara Allah selalu Melihat kapan saja dan di mana saja. Benda yang jauh pun manusia tidak bisa melihatnya. Padahal pandangan Allah meliputi bumi hingga langit ke 7. “Sesungguhnya Allah mengetahui apa yang ghaib di langit dan bumi. Dan Allah Maha Melihat apa yang kamu kerjakan.” [Al Hujuraat 18] Subhanallah. Allah Maha Melihat! Karena itu jika kita ingin berbuat jahat seperti korupsi, mencuri, mencopet, dan sebagainya, ingatlah: meski tidak ada orang yang tahu, tapi Allah melihat perbuatan kita. Begitu pula malaikat Roqib dan ‘Atid yang ada di sisi kanan dan kiri kita mencatat perbuatan kita. Kelak perbuatan kita akan dibalas oleh Allah SWT. “…Dan tidak ada seorangpun yang setara dengan Dia.” [Al Ikhlas 4] Tidak ada satu pun yang menyerupai Allah karena Allah jauh berbeda dengan makhluqnya (Mukhollafatuhu lil hawaadits) Dari ceramah Ustad Dayat ditambah-tambah sedikit dengan pikiran saya….