Selasa, 25 Mei 2010
hikmah memelihara anak yatim
Definisi anak yatim
Alloh Swt telah memberikan perhatian khusus kepada ciptaan-Nya yang satu ini, dia adalah manusia lemah yang di takdirkan Allah Swt hidup tanpa cinta dan kasih sayang dari salah satu kedua orang tuanya, keadaan ini tiada lain adalah sebagai cobaan dan ujian baginya juga bagi umat seluruhnya mereka itu adalah anak-anak yatim.
Islam sebagai agama rahmatan lil alamin telah menjadi garda terdepan dalam memberikan perhatian, pengurusan dan pengayoman kepada mereka, hal itu tiada lain adalah demi dan untuk kemaslahatan mereka, banyak sekali ayat-ayat al Qur'an atau al hadits yang mengangkat dan mengupas tema diatas secara mendetail dari mulai balita hingga dewasa, hak dan kewajiban, tanggung jawab pribadi, masyarakat bahkan Negara.
Dalam kitab Al Yatim karya DR. Abdul Hamid As Suhaibani dikatakan definisi yatim adalah:
من فقد أباه وهو دون البلوغ ذكرا كان أو أنثى
"Seorang anak yang kehilangan ayahnya –karena meninggal- ketika ia belum baligh atau dewasa baik itu laki-laki atau perempuan".
Dengan demikian seseorang dikatakan yatim bila:
1.Ditinggal wafat ayahnya, adapun anak yang ditinggal wafat ibu atau yang lainnya tidaklah dikatakan yatim, begitu juga anak yang ditinggal karena perceraian suami istri.
2.Ditinggal wafat ayahnya ketika masih dibawah usia baligh atau dewasa dengan demikian bila ditinggal wafat ayahnya sesudah masa baligh maka tidaklah dikatakan anak yatim.
Imam Malik dan yang lainnya berkata: Firman AllahI :" Hingga sampai dewasa" (Qs. Al An Am:152) maksudnya adalah: Cukup umur dan hilangnya kebodohan serta baligh.
Untuk mengetahui seseorang sudah sampai usia baligh atau belum, dapat diketahui dengan beberapa tanda, tanda-tanda ini telah dihimpun oleh para ulama ahli fiqih berdasarkan imformasi yang digali dari al Qur'an dan al Hadits, diantaranya adalah:
1.Seorang anak laki-laki telah berusia lima belas tahun, tanda ini berdasarkan hadits yang diriwayatkan Ibnu Umar t ia berkata:
عرضت على النبي r يوم أحد وأنا ابن أربعة عشر سنة فلم يجزني في المقاتلة
"Aku mengajukan diriku (untuk mengikut) perang Uhud kepada Nabi r, waktu itu aku seorang anak yang baru berusia empat belas tahun, akan tetapi (Nabi r) tidak mengizinkanku untuk ikut berperang". (Bukhari-Muslim)
Hadits diatas mengisahkan bahwasanya Ibnu Umar meminta izin untuk mengikuti perang bersama Rasulullah rdan para shahabatnya akan tetapi permintaan itu ditolak dengan alasan ia belum cukup umur untuk mengikuti perhelatan yang keras ini, lalu ia mencoba mengajukan diri lagi pada tahun berikutnya dimana beliau telah berusia diatas empat belas tahun, maka Rasulullah rpunmengizinkannya.
2.Seorang anak perempuan bila telah berusia sembilan tahun, tanda ini didasarkan atas perkataan A'isyah radiyallahu anha ia berkata:
إذا بلغت الجارية تسع سنين فهو امرأة
"Jika anak perempuan telah berusia sembilan tahun maka ia adalah wanita" (HR. Ahmad)
Tanda ini didasarkan bahwasanya A'isyah dinikahi oleh Rasulullah e dalam usia tujuh tahun akan tetapi tetap bersama ayahnya Abu Bakr hingga usia sembilan tahun setelah itu baru bersama Rasulullah e .
3.Telah tumbuh bulu-bulu di badannya baik diatas kemaluan atau selainnya, Tanda diatas berdasarkan hadits yang menceritakan perang Bani Quraidhoh dimana semua laki-laki yang sudah sampai usia baligh di beri hukuman mati karena melanggar perjanjian damai bersama Rasulullah r dan kaum muslimin, untuk membedakan orang yang sudah baligh atau belum pada kaum itu adalah dengan tumbuhnya rambut atau bulu-buluan diatas kemaluan. Selain itu Imam Ahmad dan Imam Ishak rahimahumullah mengatakan bahwa ciri baligh seseorang salah satunya adalah dengan tumbuh bulu-bulu diatas kemaluan.
4.Mimpi bersetubuh
رفع القلم عن ثلاث عن المجنون حتى يفيق, وعن النائم حتى يستيقظ, وعن الصبي حتى يحتلم
"Diangkat qolam dari tiga orang: Dari orang gila hingga sembuh, dari orang tidur hingga bangun, dari anak kecil hingga mimpi keluar air mani (HR. Abu Daud)
5.Mengalami mansturbasi atau datang bulan bagi perempuan
Tanda yang ke empat ini berdasarkan analisa hadits Rasulullah e yang menyebutkan bahwa wanita yang haid atau nifas dilarang melaksanakan sholat karena keluar darah dari kemaluannya, dengan demikian wanita yang telah mengalami haid telah diwajibkan kepadanya sholat karena sudah baligh. A'isyah r.a berkata:
كنا نحيض على عهد رسول الله r فنؤمر بقضاء الصوم ولا نؤمر قضاء الصلاة
"Kami haid di masa Rasulullah r maka kami diperintahkan mengqodho saum dan tidak diperintahkan mengqodho sholat" (HR.Bukhari-Muslim)
Keutamaan mengurus anak yatim
Mengurus atau menjaga serta mengayomi anak yatim memiliki berbagai keutamaan, diantaranya:
a.Allah I akan menyelamatkan ia dari berbagai kesusahan di hari kiamat serta diberikan kegembiraan dikala manusia yang lainnya mengalami kesulitan. Allah I berfirman:
ويطعمون الطعام على حبه مسكينا ويتيما وأسيرا ............ إنا نخاف من ربنا يوما عبوسا قمطريرا, فوقاهم الله شر ذلك اليوم ولقاهم نضرة وسرورا
"Dan mereka memberikan makanan yang disukainya kepada orang miskin, anak yatim dan orang yang ditawan……. Sesungguhnya kami takut akan siksa Tuhan kami pada suatu hari yang (di hari itu) orang-orang bermuka masam penuh kesulitan, Maka Allah memelihara mereka dari kesusahan hari itu, dan memberikan kepada mereka kejernihan (wajah) dan kegembiraan hati" (Qs. Al Insan: 8-11)
b.Pengurus anak yatim akan bersama Rasulullah r tinggal dalam surga, hal ini sebagaimana sabda beliau:
أنا وكافل اليتيم في الجنة كهاتين وأشار بأصبعيه يعني السبابة والوسطى الترمذي
"Aku dan yang mengurus anak yatim di surga seperti ini, beliau memberikan isyarat dengan kedua jarinya yaitu jari telunjuk dan jari kelingking" (HR. At Tirmidzi)
c.Melembutkan hati yang keras, hal ini sebagaimana hadits yang diriwayatkan Abu Hurairah t ia berkata:
أن رجلا شكا إلى رسول الله صلى الله عليه وسلم قسوة قلبه فقال امسح رأس اليتيم وأطعم المسكين
"Sesungguhnya seseorang datang mengadu kepada Rasullah r atas keras hati yang dialaminya, beliau bersabda: Usaplah kepala anak yatim dan beri makanlah orang-orang miskin". (HR. Ahmad)
Hak-hak anak yatim
a.Mengurusi dan menggauli mereka dengan baik, Allah I berfirman:
ويسألونك عن اليتامى قل إصلاح لهم خير وإن تخالطوهم فإخوانكم
"Dan mereka bertanya kepadamu tentang anak yatim, katakanlah: Mengurus urusan mereka secara patut adalah baik dan jika kalian menggauli mereka, maka mereka adalah saudaramu". (Qs. Al Baqoroh:220)
b.Menjaga harta mereka hingga baligh, kemudian menyerahkannya ketika mereka sudah mencapai usia nikah atau baligh. Imam Malik dan yang lainnya berkata: Allah I berfirman:
وابتلوا اليتامى حتى إذا بلغوا النكاح فإن آنستم منهم رشدا فادفعوا إليهم أموالهم ولا تأكلوها إسرافا وبدارا أن يكبروا ومن كان غنيا فليستعفف ومن كان فقيرا فليأكل بالمعروف إذا دفعتم إليهم أموالهم فأشهدوا عليهم وكفى بالله حسيبا
"Dan ujilah anak yatim itu sampai mereka cukup umur untuk kawin. Kemudian jika menurut pendapatmu mereka telah cerdas (pandai memelihara harta), maka serahkanlah kepada mereka harta-hartanya, dan janganlah kamu makan harta anak yatim lebih dari batas kepatutan (dan janganlah kamu) tergesa-gesa (membelanjakannya) sebelum mereka dewasa. Barangsiapa (diantara pemelihara itu mampu, maka hendaklah ia menahan diri (dari memakan harta anak yatim itu) dan barangsiapa miskin, bolehlah ia makan harta itu menurut yang patut. Kemudian apabila kamu menyerahkan harta kepada mereka, maka hendaklah kamu adakan saksi-saksi (tentang penyerahan itu) bagi mereka, dan cukuplah Allah sebagai pengawas (atas persaksian itu)". (Qs.An Nisa:6)
Ancaman bagi orang yang mengabaikan hak-hak anak yatim
a.Orang yang mengabaikan hak-hak anak yatim baik dengan cara menzaliminya atau tidak mengurusinya adalah pendusta terhadap agama, Allah I berfirman:
أرأيت الذي يكذب بالدين, فذلك الذي يدع اليتيم
"Tahukah kamu (orang) yang mendustakan agama? Itulah orang yang menghardik anak yatim".(Qs. Al Maa'un:1-2 )
Imam Ibnu Katsir rahimahullah berkata: Menghardik anak yatim adalah dengan cara, memaksanya, menzalimi haknya, tidak memberi makanan dan tidak berbuat baik kepadanya.
b.Orang yang memakan harta anak yatim secara zalim termasuk salah satu dosa besar, Rasulullah r bersabda:
اجتنبوا السبع الموبقات قالوا: يا رسول الله وما هن؟ قال: الشرك بالله, والسحر, وقتل النفس التي حرم الله إلا بالحق, وأكل الربا, وأكل مال اليتيم, والتولي يوم الزحف, وقذف المحصنات الغافلات المؤمنات
"Jauhilah oleh kalian tujuh dosa yang menghancurkan (amal sholeh), mereka bertanya: Wahai Rasulullah dosa apakah itu? Beliau menjawab: Mempersekutukan Allah, sihir, membunuh jiwa yang diharamkan Allah kecuali dengan hak, memakan riba, memakan harta anak yatim, lari dari medan perang, menuding zina perempuan mukmin yang terjaga". (HR.Bukhari-Muslim)
c.Orang yang memakan harta anak yatim dengan cara zalim adalah bagaikan orang yang menelan api dan Allah akan dimasukkannya ke dalam neraka, Allah I berfirman:
إن الذين يأكلون أموال اليتامى ظلما, إنما يأكلون في بطونهم نارا وسيصلونها سعيرا
"Sesungguhnya orang-orang yang memakan harta anak yatim secara zalim, sebenarnya mereka itu menelan api sepenuh perutnya dan mereka akan masuk kedalam api yang menyala-nyala (neraka). (Qs.An Nisa:10). Wallahu A'lam
sumber:
http://www.islamcocg.com/id/index2.php?option=com_content&do_pdf=1&id=68
SURAT AL MAUN
SURAH AL-MA'UN
“KEBUTUHAN SEHARl-HARI”
Dengan Nama Allah, Maha Pengasih, Maha Penyayang.
Surah ini dan sebagian besar surah berikutnya dianggap sebagai surah Makkiyah, tapi sebagian di antaranya seperti Surah al-Nashr, yang tempat asalnya jelas sekali, konon diturunkan di Madinah.
1. Apakah engkau melihat orang yang mendustakan catatan kehidupan [agama]?
2. Itulah orang yang menghardik anak yatim,
Allah bertanya, 'Tidakkah kau lihat, tidakkah kau saksikan orang yang menyangkal din yang benar, jalan hidup yang benar, cara ibadah yang benar, cara perilaku yang benar? Secara historis, banyak orang yang secara khusus teridentifikasi sekaitan dengan turunnya surah ini, termasuk Abu Sufyan. Mereka adalah orang-orang yang telah dimintai tolong oleh orang yang tersingkir dari masyarakat, atau anak yatim. Mereka adalah orang-orang kaya, yang sanggup memberikan pertolongan. Ayat ini berlaku bagi kita semua sekarang apabila kita menyangkal pengetahuan yang bersifat pribadi dan langsung, pengetahuan bahwa yang ada hanyalah Realitas Tunggal. Dalam hal ini kita semua bisa mengalami ketersingkiran juga.
Anak yatim tidak mempunyai penjaga manusia yang memiliki hubungan biologis dan emosional dengannya. Barangsiapa sudi menerima peran penjagaan tersebut berarti ia sedang menjalankan kerahman-rahiman sang Pencipta. Dengan demikian ia melaksanakan perbuatan yang paling mulia. Barangsiapa mengabaikan anak yatim berarti sedang meniadakan kasih sayang dan cinta sang Pencipta bagi dirinya sendiri. Karena, meskipun kita bukan anak yatim dalam arti garis keturunan manusia yang terputus, kita masing-masing teryatimkan dari akar kita, dari Pencipta sejati kita.
3. Dan tidak mendorong memberi makan orang miskin.
Orang-orang ini tidak menolong, juga tidak mendorong orang lain untuk melakukan pertolongan. Miskin menggambarkan seseorang yang telah menyerah karena fakir (melarat), orang yang faqr-nya, kemelaratannya, telah menyebabkannya tidak bisa istirahat dan senang. Ia telah hidup dalam kemelaratan sampai benar-benar pasrah dan tidak ada lagi cita-cita.
4. Maka celakalah orang-orang yang salat!
Ini adalah keadaan sesungguhnya dari kita semua. Jika kita menganggap keadaan nyata kita sebagai kemiskinan spiritual, jika kita melihat pada ketakberdayaan kita dalam segala hal, dan jika kita benar-benar tunduk secara batinah, maka kita harus mengakui bahwa kita semua adalah miskin. Dengan mengakui kenyataan ini, kita harus menolong orang-orang yang terbenam dalam kemelaratan total.
5. Mereka yang lalai dalam salat mereka.
6. Mereka yang ingin dilihat,
Saha berarti 'melupakan, melalaikan, tidak memperdulikan'. Sahin berarti 'pelupa atau tidak hati-hati'. Sajdah al-sahw (sujud sahwi) adalah praktik kaum muslim apabila terluput satu rakaat salat; mereka harus menyempumakannya dengan melakukan sujud tambahan.
Ayat ini berkenaan dengan orang-orang yang tidak sadar akan realitas di ba!ik salat dan yang kehilangan makna salat. Secara lahiriah, maksudnya adalah orang yang melaksanakan salat secara munafik, untuk dilihat orang lain, dan sekadar melaksanakan gerakan-gerakan lahir untuk menyenangkan penonton. Ihsan (kebaikan) yang paling tinggi adalah 'ubudiyah (ibadah, pengabdian) yang nyata, dan 'ubudiyah seperti itu terwujud dalam penegakkan secara lahiriah lima salat yang tulus. Namun, orang-orang yang dimaksud di sini adalah mereka yang telah kehilangan makna salat; mereka kehilangan lautan cahaya yang memancar dari perbuatan yang berulang-ulang itu.
7. Dan tidak mau memberikan kebutuhan sehari-hari [kepada sesamanya].
Paling tidak, yang dapat dilakukan seseorang secara lahiriah adalah bersedekah dari kekayaannya, meiTiberikan sebagian harta bendanya kepada orang lain untuk membantu mereka. Pada waktu itu ayat ini merupakan perintah kepada setiap orang untuk berbagi. Ma'un dalam penggunaan bahasa Arab sehari-hari berarti 'piring untuk menyajikan makanan', dan dengan perluasan makna menjadi berarti setiap barang yang berguna.
Makna surah ini adalah bahwa kita harus menggunakan segala alat yang ada untuk membantu orang lain mengurangi beban penderitaan lahiriah mereka sampai mereka mengakui kebenaran din yang merupakan kewajiban mereka.[]
1 komentar:
adakah bayi yg bs diadopsi? trimksh.....
Posting Komentar